Thursday, January 25, 2018

Pura Segara Giri Kencana

Pura Segara Giri Kencana ini terletak di Pulau Menjangan Desa Sumber Klampok, Kec. Grokgak, Kabupaten Buleleng. Pura Menjangan memang cukup populer bagi umat Hindu untuk tujuan Tirta Yatra, lokasinya di seberang pulau, tanpa penghuni, membuatnya cukup unik dan spesial, memberikan sajian gambaran alam yang tenang, magis dan indah. Walaupun berada di seberang pulau, sarana transportasi dengan boat ataupun perahu motor menuju ke tempat ini cukup mudah, jarak tempuh yang tidak begitu jauh, hanya butuh 15 menit saja menuju lokasi. Pura Menjangan seperti terletak di pulau terasing, tanpa keramaian dan tanpa kebisingan, membuat mereka yang hendak mendekatkan diri dengan Sang Pencipta lebih khusyuk dan tenang. Pada saat pagi hari dari Pura Menjangan, anda bisa menyaksikan keindahan matahari terbit dengan sempurna. Pulau Menjangan memberikan sajian khusus kepada mereka yang melakukan persembahyangan di tempat ini, selain bisa menyaksikan keindahan pemandangan laut biru. juga pada pagi harinya anda bisa menyaksikan panorama matahari terbit. Bisa menjadi wisata religi. Ada cerita atau sejarah yang melatarbelakangi berdirinya pura di pulau Menjangan ini, sehingga di tempat ini juga didirikan Pura Segara Giri Kencana, semuanya berawal dari perjalanan Hyang Sidhi Mantra yang berangkat dari Jawa ke Bali. Dari tempat inilah, konon beliau menorehkan tongkatnya sehingga dataran Bali dan Jawa terpisah, agar putranya yaitu Bang Manik Angkeran tidak kembali lagi ke Jawa dan menetap di Bali. Untuk itulah di Menjangan dibangun pura bernama Pura Segara Giri Dharma Kencana (segara = laut, Giri = bumi, Dharma = kebenaran, Kencana = garis) Memilih waktu terbaik mengunjungi pulau Menjangan, selain kegiatan persembahyangan anda juga bisa menikmati alam sekitarnya adalah waktu di ujung musim hujan, saat tumbuhan indah dan hujan bersemi, sehingga kawasan pulau terlihat hijau dan menambah suasana keindahannya yang menyatu dengan alam laut. Bersembahyang ke pura di Pulau Menjangan, maka setidaknya ada 8 buah pura sebagai tujuan tempat persembahyangan, setelah diawali dengan matur piuning, di pelinggih pertama yang terletak beberapa meter dari dermaga, sebelum melanjutkan ke pura berikutnya. Berikut ada 8 Pura atau pelinggih di pulau Menjangan 1. Pura Taman Beji Ini adalah pura pertama, lokasinya tidak jauh dari pelinggih pertama, disini juga dipajang pengumuman tahap-tahap persembahyangan ke pura berikutnya. Bisa bersantai sejenak di sini, tersedia bangunan kecil di luar pura sebagai tempat menunggu atau bersantai. Perjalanan menuju pura berikutnya tidaklah begitu jauh, anda punya waktu yang cukup leluasa, sambil menikmati perjalanan berikutnya. 2. Pesraman Agung Kebo Iwa (Hyang Brahma Ireng) Mengikuti jalan setapak maka pura berikutnya adalah Pesraman Agung Brahma Ireng, terletak di sebelah kiri jalan. Kebo Iwa adalah seorang patih yang sakti mandraguna dari kerajaan Bedahulu, kerajaan satu-satunya yang tidak mau tunduk dengan Majapahit. Panglima militer yang disegani kerajaan di Bali ini setara dengan kehebatan Patih Gajah Mada. Persembahyangan di sini mendapat anugerah abu ireng (pengganti bija) yang diletakkan di kening. 3. Pagoda Agung Dewi Kwan Im (Dewi Kemakmuran) Pelinggih Dewi Kwam Im ini berbentuk pagoda, seperti diketahui banyak pura-pura besar di Bali terdapat pelinggih Klenteng, ini membuktikan akulturasi budaya yang terjaga baik dari masa lampau. Di dalam pagoda terdapat sejumlah patung Dewi Kwam Im yang dikenal juga sebagai dewi kemakmuran. Menghaturkan sembah di tempat ini di pimpin oleh Jro Mangku cukup hanya menggunakan sarana dupa yang berjumlah ganjil, tidak diperkenankan menggunakan sarana daging termasuk telur, hanya buah, bunga dan wewangian. 4. Pendopo Ida Bhatara Lingsir Dalem Gajah Mada (Hyang Wisnu Murti) Pura berikutnya masih di lokasi yang berdekatan, yaitu ke Pendopo Ida Bhatara Lingsir Dalem Gajah Mada atau yang merupakan perwujudan Sang Hyang Wisnu, suasananya lebih kental dengan nuansa jawa, termasuk juga pintu kayu yang merupakan ornamen seni joglo. Di areal pendopo terdapat juga patung Kuda Jingkrak, termasuk juga pelinggih berupa patung Gajah Mada, dengan kepala berikatkan warna kain merah dan putih. Selesai persembahyangan setiap pemedek mendapat benang tridatu yang diikatkan di tangan kanan. 5. Pura Sang Hyang Siwa Pasupati Masih berada pada satu areal, pura berikutnya di pulau Menjangan ini adalah Pura Sang Hyang Siwa Pasupati, Pura berasitektur Bali dengan ornamen-ornamen seni termasuk juga pelinggih Padmasana didominasi oleh warna putih. Di Pura inilah diyakini tempat berstananya Hyang Pasupati. Pura ini terlihat megah dan cantik, anda yang suka foto selfie tentu tidak membiarkan kenangan anda tanpa jepretan kamera. 6. Pelinggih Ida Bhatara Lingsir Watu Renggong Di sebelah kanan dari Pura Hyang Pasupati, terdapat pelinggih pura Dalem Erlangga dan Waturenggong. Tentu pura ini memiliki keterkaitan dengan sejarah raja di Bali yaitu Dalem Waturenggong yang pernah memerintah Gelgel dari tahun 1460 – 1550. Dan pada saat itulah Bali Dwipa ini mengalami masa keemasanya, sehingga karena kecakapannya menjalankan pemerintahan dan dalam penegakan hukum. Selesai persembahyangan mendapat anugerah berupa bija warna kuning. 7. Pelinggih Sang Hyang Ganesha Melanjutkan persembahyangan berikutnya di belakang Pura Sang Hyang Pasupati, menuju pelinggih Ganesha yang diyakini sebagai stana Dewa Ganesha dan Dewi Parwati, sebuah patung Ganesha berdiri megah di pinggir laut, cara persembahyangpun sedikit berbeda, sudah ada petunjuk tata cara persembahyangan. Persembahyangan hanya dengan media dupa saja, sembahyangpun dari belakang pelinggih menghadap ke laut, setelah diperciki tirta dan anugerah bija, kemudian menuju depan arca (patung) Ganesha untuk melakukan sembah sujud dengan mencium kaki pelinggih Ganesha. 8. Pura Segara Giri Dharma Kencana Terdapat juga pura Segara Giri Dharma Kencana yang menjadi tujuan persembahyangan terakhir di pulau Menjangan, warna pelinggih didominasi dengan warna putih. Pura ini memiliki latar belakang sejarah yang cukup unik dan menarik yang berhubungan dengan perjalanan Dang Hyang Sidhimantra, konon di tempat inilah beliau menorehkan tongkatnya, sehingga Bali yang dulunya menyatu dengan pulau Jawa menjadi terpisah. Pelinggih atau pura tersebut dibuat untuk menghormati jasa-jasa beliau dalam mengembangkan ajaran agama Hindu. Tips Sembahyang di Pura Menjangan Bersembahyang ke Pura-pura yang ada di pulau Menjangan, mungkin anda perlu beberapa tips agar perjalanan persembahyangan selama tirta yatra lebih menyenangkan, apalagi mereka yang mengajak anak-anak ikut serta, beberapa diantaranya • Kebutuhan konsumsi terutama air minum, bisa dibawa dari rumah karena di sini tidak ada pedagang makanan dan minuman. • Pilihlah hari-hari besar untuk bersembahyang seperti hari Purnama, Tilem, Kajeng Kliwon atau hari Raya besar Hindu lainnya sehingga jro mangku ada di pura sampai malam. • Kalau mekemit bawa juga lampu penerangan, karena pada malam harinya listrik dipadamkan • Kamar mandi tersedia tapi hanya dengan air laut saja. • Nikmati juga keindahan pagi ketika anda menginap (mekemit) di pura • Labuan Lalang adalah dermaga terdekat menuju pulau Menjangan Demikian informasi sejumlah pura atau pelinggih yang ada di Pulau Menjangan, mudah-mudahan informasi tersebut bisa membantu mereka yang akan bersembahyang atau Tirta Yatra ke pulau tersebut. Ikutlah jaga kebersihan di tempat suci, jangan melakukan perbuatan yang melanggar norma.

No comments:

Post a Comment

Budaya Bali yang sesungguhnya & Peristiwa sakralnya

Kita harus mengalami budaya Bali yang sesungguhnya dan acara sakralnya sekali dalam hidup mereka. Hari yang sunyi itu dirayakan setahun seka...